Jumat, 05 Oktober 2012

Pelajar Butuh Ruang Aktualisasi Diri


Farida Farichah*
Maraknya tawuran antar pelajar akhir-akhir ini menjadi perhatian penting semua kalangan. Dua peristiwa tawuran terakhir telah merenggut nyawa pelajar dengan sia-sia. Melihat fenomena pelajar indonesia saat ini, khususnya pelajar DKI Jakarta sungguh mencemaskan. Perilaku mereka tidak lagi menunjukkan kaum terdidik dan terpelajar. Pendidikan sekolah tidak lagi membuat mereka serta merta berperilaku baik.
Banyak faktor yang membuat kenapa pelajar sekarang menjadi seperti ini. Faktor lingkungan merupakan faktor dominan. Masa pelajar merupakan masa dimana terjadi perubahan yang amat pesat, baik dari segi fisik, emosi maupun sosial. Mereka mulai bersentuhan dengan komunitas lain di luar rumah, bahkan terkadang komunitas tersebut berfungsi sebagai rumah kedua yang terasa lebih nyaman dari rumah keluarga. Di komunitas tersebut mereka merasa lebih bisa mengekspresikan diri, lebih merasa nyaman dan terbuka terhadap sesamanya. Dalam perkembangannya remaja tidak hanya belajar banyak hal dari orang tua mereka, tetapi juga dari lingkungan sosial. Pada saat-saat seperti inilah remaja mulai mengubah tingkah laku, sikap, dan nilai mereka, bahkan seluruh cara hidup mereka dari masa kanak-kanak ke masa yang lebih matang dan dewasa. Jika sang remaja tumbuh dalam lingkungan yang sehat dan bermartabat, maka ia akan mengambil nilai-nilai tersebut untuk dijadikan ukuran bagi tingkah lakunya, namun sebaliknya jika secara kebetulan mereka tumbuh dalam situasi dan kondisi yang kurang baik, maka sedikit ataupun banyak hal itu akan memberikan pengaruh bagi tingkah lakunya. Karena bagaimanapun juga, lingkungan memiliki kapasitas cukup besar dalam membentuk karakter dan kepribadian seseorang.

Pengaruh yang demikian memang harus dihadapi, mustahil mengisolasi remaja dari pengaruh buruk lingkungannya agar ia tumbuh baik. Oleh karena itu, kondisi seperti apapun remaja itu tumbuh bukanlah persoalan,  yang terpenting adalah bagaimana membuatkan wadah untuk berkumpul dan berbicara tentang diri mereka, berkreasi sesuai dengan keinginan dan potensi mereka.
Keberadaan organisasi intra maupun ekstra sekolah adalah salah satu solusinya. Ketika hari ini sekolah telah menerapkan kurikulum yang sangat menekankan pada kecerdasan kognitif maka pelajar perlu ruang untuk meningkatkan kecerdasan afektif dan psikomotorik. Kedua kecerdasan ini tidak dapat dinilai dengan angka, tapi lebih menilai bagaimana perilaku pelajar selama dia disekolah dirumah dan dilingkungan masyarakat. Keceredasan afektif dan psikomotorik inilah yang nantinya secara pelan tapi pasti akan menumbuhkan karakter pada diri pelajar tersebut.
Ikatan pelajar puti NU (IPPNU) hadir untuk memberikan ruang kepada mereka untuk mengekspresikan potensi dan kemampuan mereka ke dalam hal positif. IPPNU sebagai organisasi pelajar ditingkat SMP-SMA hingga mahasiswa dapat menjadi rumah bagi mereka untuk menyalurkan bakat minat mereka. Organisasi pelajar ini tidak hanya sebagai wadah menempa leadership saja. Organisasi ini dapat menjadi wadah dalam proses pembentukan karakter sejak dini. Didalamnya diajarkan tentang nilai-nilai moral yang tetap menjaga nilai-nilai tradisi dan budaya berdasarkan nilai-nilai ahlussunah waljamah dalam naungan keIndonesiaan. Prinsip dasar tasamuhnya NU mengajarkan bahwa kita harus toleransi terhadap sesama. tidak peduli kita sama atau berbeda yang pasti haruslah saling menghargai dan menghormati. Perlu diketahui maraknya tawuran pelajar disebabkan karena hilangnya rasa saling memiliki karena tergerus arus zaman. Pelajar tidak lagi mengenal kita sebangsa dan setanah air. Pelajar tidak lagi merasa menjadi bagian dari pelajar yang lain sehingga rasa benci dan saling menghina pun muncul. Hal ini harus membuka mata kita bahwa pemberian pemahaman kepada pelajar untuk melaksanakan nilai-nilai perlu terus ditingkatkan.  permasalahan pelajar bukanlah masalah parsial tetapi sangat kompleks adanya, sehingga perlu perhatian dari semua kalangan baik pemerintah sebagai pemegang kebijakan sekolah, masyarakat sebagai kontrol perilaku dan keluarga sebagai lingkungan terdekat dari pelajar tersebut.
*penulis adalah Sekretaris bidang Kaderisasi PP IPPNU

Rabu, 19 September 2012

IPPNU: Rumah Pelajar Putri Indonesia


Pelajar adalah salah satu pilar bangsa yang akan meneruskan estafet kepemimpinan. Peran pelajar bagi pembangunan suatu negara sangatlah penting, karena para pelajarlah yang nantinya akan memimpin negeri ini dan membawanya menjadi lebih baik dari sekarang. Diciptakannya sistem pendidikan untuk pelajar bertujuan agar mereka dapat membawa negara ini sesuai yang dicita-ciatakan. Selain penguasaan intelektual, pelajar juga dituntut untuk dapat menjadi pribadi yang mandiri dan kuat untuk menghadapi arus zaman.

Persoalan-persoalan yang dihadapi pelajar salah satunya adalah bebasnya Akses informasi  tanpa batas memberikan pengaruh terhadap pola pikir dan gaya hidup pelajar. Jika kebebasan akses terhadap media-media tersebut tak tersaring dengan baik, maka hal tersebut akan berpengaruh pada pola pikir dan world view mereka. Maka saat ini, kita harus melakukan sesuatu untuk memperkuat karakter para pelajar Indonesia dan memperkokoh nasionalisme serta nilai-nilai budaya luhur.

Oleh karena itu, IPPNU harus dapat menjadi rumah bagi pelajar  untuk merumuskan dan menata masa mereka. IPPNU harus dapat mengajak para pelajar untuk berpikir lebih advance dan berorientasi pada terbentuknya karakter yang berakhlaqul karimah dan berwawasan kebangsaan.

Kamis, 09 Agustus 2012

Buka Puasa Bersama Pelajar Setangerang Selatan


Kamis, 10 Agustus 2012 bertempat didepan halaman gedung rumah pelajar, PP IPPNU dan PC IPPNU kota tangerang selatan mengadakan peringatan nuzulul quran dan khotmil quran yang diakhiri dengan acara buka bersama. Selain itu acara ini juga bertujuan untuk mensosialisasikan program rumah pelajar ke masyarakat khususnya pelajar putri setangsel.
Rumah pelajar merupakan program pimpinan pusat IPPNU yang bertujuan memberikan wadah kreativitas dan pengembangan diri bagi pelajar secara gratis. Tiga fungsi utama rumah pelajar adalah peratama sebagai center of knowledge artinya rumah pelajar sebagai tempat mengembangkan pengetahuan diantara kegiatannya adalah bimbingan belajar gratis bagi siswi smp maupun sma sederajat. Kedua rumah pelajar sebagai center of spiritual, yaitu sebagai wahana untuk meningkatkan motivasi dan kekuatan spiritual keagamaan. Kegiatan yg telah rutin dilaksanakan adalah kajian tentang pemahaman islam, seperti kajian fiqih wanita, tahlilan, yasinan, pembacaan manaqib dll. Ketiga rumah pelajar sebagai center of skill yakni sbg wadah pengembangan kemampuan dan potensi diri siswa. Diantaranya leadership, jurnalistik dan public speaking. Didalam rumah pelajar terdapat fasilitas perpustakaan, komputer dan wifi yang semuanya dapat diakses dan dimanfaatkan oleh pelajar secara gratis. “Mereka hanya perlu datang dan belajar bersama di rumah pelajar ini” kata farida farichah, direktur rumah pelajar. Farida yang juga menjabat sebagai wakil sekretaris pp ippnu ini menyampaikan bahwa program ini merupakan salah satu wujud pengabdian diri ippnu terhadap pelajar dan indonesia. Semoga program ini bisa bermanfaat bagi kami ippnu dan bagi masyarakat.
Acara ini dihadiri oleh lima puluh pelajar MTs dan SMA sederajat se tangerang selatan. Hadir dalam acara ini adalah bapak Nur Kholik, anggota Dewan perwakilan Rakyat kota tangerang selatan. Dalam sambutannya pak kholik menyampaikan bahwa jiika PC ippnu tangerang selatan ingin besar maka langkah utamanya adalah harus menguatkan tali silaturahim. Ippnu harus merajut networking secara luas, baik terhadap alumninya maupun kepada stakeholder yang ada.
Sebagai acara inti hadir ibu hj.siti masrifah sekretaris umum pp fatayat NU memberikan tausiyah. Beliau menyampaikan bahwa sungguh indahnya ramadhan apalagi di 10 hari terakhir krn didalmnya terdapat malam lailatul qadar yaitu malam yg lebih baik dr mlm 1000 bulan. Beliau menyampaikan bahwa alqur’an merupakan wahyu allah yg harus dijadikan pedoman dalam menjalankan perilaku kehidupan baikm dunia maupun akhirat. Sebagai pelajar satu hal yg dapat dipetik dr pewristiwa nuzulul qur’an adalah perintah iqra’. Ini membuktikan bahwa tugas utama seorang pembelajar adalah membaca. Membaca apapun baik membaca tulisan maupun membaca alam. Acara ini ditutup dengan doa dan buka bersama. 

Kamis, 01 Desember 2011

Permadani Mahar untuk Maharani

Tidak pernah terpikirkan olehku kalau kejadiannya akan seperti ini. Zahro duduk terpaku. Air matanya mengalir di kedua pipinya. Berkali-kali ia menghapus air matanya dan berusaha keras untuk menghentikan tangisnya.
“Om tidak serius dengan apa yang baru saja Om katakan, kan?” tanyanya.
Harjo hanya mengangguk lemah. Sebenarnya dia tidak tega menyampaikan berita duka tersebut kepada keponakannya. Namun kenyatan harus disampaikannya pada Zahro dan keluarganya. Bagaimanapun pahitnya, itulah yang terbaik menurutnya. Kullil haqqa walau kaana murra.
”Bagaimana ceritanya Om?Apakah saya kuat dengan semua ini?”tanyanya lagi.
            ”Sabarlahlah nak, Allah SWT sedang menguji kesabaran kita. Dia tidak akan memberikan ujian diatas kemampuan umatnya?”Om Harjo sedikit berusaha menenangkan Zahro.
            Mungkin inilah garis dariNya. Suatu peristiwa yang hanya sedikit orang memikirkannya. Manusia boleh saja berencana, tapi apa daya. Hanya Dia yang memiliki kebijakan untuk memutuskannya.
***
Pagi itu bandara penuh sesak. Seperti biasanya jika bulan Dzul Hijjah umat muslim berlomba-lomba untuk menunaikan penyempurnaan rukun islam yang kelima. Meskipun dizaman sekarang hidup semakin rumit, namun animo masyarakat muslim untuk menunaikan ibadah haji ke baitullah makkatul mukarromah masih saja tetap tinggi.
”Mari umi, abah, kita lewat sini”ajak Syahrul kepada umi dan abahnya untuk mengikuti arah jalannya.
”Rul, apakah om dan tantemu sudah jemput kita?”tanya abah.
”ya bah mereka sudah di depan pintu masuk”jawab Syahrul.
”Zahro ikut nak?”umi menambahi.
”Zahro sedang mengikuti diklat pengangkatan CPNS um, tapi besok dia akan langsung kejakarta silaturahmi kerumah kita”jelasnya
”oh begitu.....baguslah semoga kesuksesan selalu bersamanya”.
”Amin” serentak abah dan anak itu mengamini doa uminya.
Tlililit...........tlililit..........tlililit........... Syahrul langsung mangangkat telepon genggam yang ada disakunya.
”Assalamu’alaikum”Syahrul memulainya
”Wa’alaikum salam, kamu sudah sampai mana rul?tanya omnya disebrang sana.
”Kami sudah di depan pintu masuk sebelah kiri om, om di sebelah mana?”
”oh ya ya aku sudah melihatmu, aku segera kesana”jawab omnya
”baik-baik saja kan?”tambahnya
”Alhamdulillah, kami sehat”
”ya sudah ditutup dulu ya, om berjalan ke arahmu sekarang”
”ya om, terimakasih, wassalamulaikum”
Dengan menarik dua koper besar syahrul berjalan beriringan dengan abah dan uminya. Sedangkan uminya hanya menenteng tas kecil dan abahnya membawa tas ukuran sedang. Sebenarnya dia tidak suka membawa banyak barang setelah pulang haji. Dia kurang begitu tertarik dengan konsumtif dengan berbelanja berlebihan saat haji. Seperti kebanyakan orang indonesia yang gemar berbelanja saat haji ataupun umrah. Mereka memang memfokuskan untuk benar-benar beribadah di tanah suci yang gersang tersebut. Sehingga sangat meminimalasir waktu hanya untuk shopping.
”Assalamu’alakum mas, gimana kabarnya?”tanay om pada abah.
”Wa’alaikum salam, alhamdulillah baik, meskipun sempat beberapa hari flu disana disaat menjelang keberangkatan pulang kesini”jelas abah
”Mari mas, mbak, rul dik tanti sudah menunggu di mobil, biar kopernya saya bawakan”pintanya.
”ya mas, terimakasih”
”biar abah sama umi duluan sama mas, ada barang yang ketinggalan di ruang tunggu tadi, semoga masih ada biar saya ambil dulu”
”ya sudah saya kemobil dulu sama mas dan mbakyu, kamu ditunggu di mobil ya?”
”ok”singkatnya
Syahrul kembali menelusuri lorong tempat tunggu, dan berharap barangnya masih ada. Meskipun tidak seberapa harganya, namun barang itu merupakan perwujudan cintanya yang sangat tulus kepada calon istrinya. Dia sengaja membelinya khusus di makkah untuk mahar pernikahannya dengan zahro sang pujaan hati. Disebarkan pandangan matanya keseluruh ruangan yang penuh dengan orang dan kursi tunggu, di berusaha menyapu seluruh sendi-sendi kosong antar bangku untuk mendapatkna bungkusannya yang tertinggal.
            ”Alhamdulillah, Allah memang Maha Menjaga”gumamnya dalam hati.
Dia sangat bersyukur. Memang manusia tempatnya lupa dan salah, namun Allah Maha Mengingatkan dan Melindungi. Diambilnya bungkusan tersebut dan diciumnya sambil senyum-senyum dengan mengingat wajah Zahro sang pujaan hati. Dia kembali berjalan menuju koridor pintu masuk. Dengan menenteng sebuah bungkusan dia berjalan agak tergesa-gesa menyusul umi dan abahnya. Dia sedikit berlari karena merasa tidak enak membuat orang tuanya menunggu terlalu lama. Dari arah kanan, mobil sedan hitam berplat merah melaju dengan kencang. Dan tiba-tiba Braaaaak!Syahrul terpelanting, berguling-guling dan terseret ditengah jalan. Semua mata memandang dan kaget. Kecelakan tengah berlangsung. Syahrul tak sadarkan diri. Om dan tante berlari-lari meninggalkan mobil. Umi dan abah menyusul di belakangnya, sambil menangis dan bristigfar mereka berlari menyusul tubuh Syahrul yang tela tergelak diatas aspal jalan raya yang berlumuran darah dan tangannya masih memagang sesuatu yang diambilnya dari koridor.
***
Diruang tamu, berhiaskan foto keluarga, Zahro memandangi foto calon suaminya dan mengenang proses taarufnya dulu. Dia berdiri sambil menangis terisak, tidak menyadari akan kehadiran ummni dan abi.
”Duduklah nak”sapa ummi
”Bersabarlah nak, inilah yang terbaik bagi kita, Allah mencintai ummatnya yang bersabar”tambah abi menenangkan
Sebelum perjalanan pulang Syahrul meminta kami untuk membantu mencarikan permadani merah. Dia bilang akan diberikan padamu saat pernikahan kalian nanti, tapi Allah berkehendak lain. Sekarang Permadani itu kami serahkan kepadamu sebagai pelipur laramu. Kami tetap menganggapmu sebagai anak kami. Jika nanti akan menikah kabarilah kami. Seringlah silaturahmi kesini untuk sekedar menjenguk kami yang telah renta ini. kalimat-kalimat itu telah menancap dalam sanubari Maharani dan sekaligus menguatkan batinnya. Maharani pun telah mengihlaskan kepergiannya. Bagaimanapun juga inilah taqdir sang Rahman yang maha Penyayang.
Semarang, 2008
Farida Thohir